Sabtu, 17 Oktober 2015

Cerita Fabel Kambing, Beruang dan Harimau

Alkisah hiduplah seekor induk kambing pada zaman dahulu kala. Si Induk Kambing mempunyai seekor anak. Keduanya menjadi hewan peliharaan Raja Sudrajat.
Pada suatu hari raja Sudrajat berniat menikahkan putranya dengan putri dari negeri seberang. Karena terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, Raja Sudrajat lantas mengundang sanak saudara dan para kerabat untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Pada saat pertemuan dengan sanak saudara serta para kerabat, Raja Sudrajat mengutarakan niatnya akan menyembelih dua kambing peliharaanya untuk pesta pernikahan anaknya.
Anak kambing yang tengah berada dihalaman istana raja mendengar rencana sang raja untuk menyembelih dirinya dan induknya. Si anak kambing lantas membangunkan induknya yang tengah tidur. Katanya, “ ibu, aku mendengar rencana raja Sudrajat akan menyembelih kita pada pesta pernikahan putra sribaginda. Aku sangat takut bu. Apa yang harus kita lakukan.”
Induk kambing lalu mengajak anaknya melarikan diri.” Ayo kita pergi dari sini sekarang juga.”
Induk kambing dan anaknya pergi keluar istana dengan mengendap-endap. Kegelapan malam membantu pelarian mereka hingga sampai ke tepi hutan. Walaupun sesungguhnya mereka takut memasuki hutan, namun mereka tetap membulatkan tekadnya untuk bisa bersembunyi dari para pengawal istana.” Lebih baik kita bersembunyi di hutan daripada kita disembelih.” Kata induk kambing.
Induk kambing dan anaknya terus berjalan memasuki lebatnya hutan belantara. Keduanya berjalan tidak tentu arah karena yang paling penting untuk mereka adalah dapat menghindar sejauh mungkin dari kejaran Raja Sudrajat dan para pembantunya. Mereka terus berjalan hingga fajarpun muncul. Karena lelah mereka beristirahat terlebih dahulu.
“Ibu aku sangat lapar,” Ujar si Anak kambing.
Mereka mendapati ditempat mereka berisitirahat banyak sekali ditumbuhi rumput segar. Keduanya kemudian menyantap rumput itu dengan sangat lahap. Pada saat itulah mereka mendengar suara auman yang menggelegar.
Tubuh si induk kambing dan anaknya seketika gemetar. Mereka tahu itu adalah suara harimau si raja hutan. Mereka sangat ketakutan. Mereka merasa sia-sialah pelarian mereka ke hutan, karena mereka tahu harimau sangat suka sekali memangsa kawanan mereka.
Induk kambing dan anaknya segera bersembunyi dibalik pohon besar. Namun malang harimau si raja hutan tahu tempat persembunyian mereka. “Hei kambing sedang apa kalian.” Teriak si harimau.
Begitu takutnya induk kambing, hingga dia menjawab terbata-bata.” Kami sedang makan bawang.”
Pada saat yang sama tidak jauh dari tempat persembunyian si kambing lewatlah seekor beruang besar. Si beruang mendengar ucapan induk kambing, dan karena ucapan induk kambing terbata-bata, si beruang menyangka jika si induk kambing sedang memakan beruang. Si beruang yang selama hidupnya belum pernah melihat kambing, menjadi ketakutan. Dia segera memanjat pohon untuk menghindar menjadi mangsa si kambing.
Si harimau terheran-heran melihat si beruang memanjat pohon dengan tergesa-gesa,” Apa yang sedang kau lakukan wahai beruang sahabatku?”
“Ada kambing yang sedang memangsa beruang.” Jawab si beruang masih dengan ketakutan.
Harimau tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan si beruang.” Apa katamu? Ada kambing yang sedang memangsa beruang?”
“Ya.” Jawab si beruang
“Engkau salah mendengar wahai beruang. Kambing tidak makan beruang, tetapi dia sedang memakan bawang.”
Si beruang tidak begitu saja percaya dengan ucapan si harimau. Dia bahkan menyangka si harimau hendak menjerumuskannya sehingga dia bisa dimangsa oleh kambing. Dia berpikir harimau sedang berbohong padanya.
“Aku tidak berbohong turunlah.” Jawab si harimau.” Kambing tidak makan beruang, tetapi dia sedang memakan bawang.” Ucap si harimau mencoba kembali meyakinkan si beruang.
Si beruang tetap saja ketakutan.” Harimau, aku mau turun asalkan engkau bersedia mengawalku. Bahkan aku bersedia berkenalan dengan si kambing jika engkau bersedia mengawalku.”
“ Pengawalan macam apa yang engkau kehendaki wahai beruang?” tanya si harimau.
“Aku ingin ekor kita diikat satu sama lain. Dengan cara itu maka engkau telah menunjukan niat baikmu tidak menjerumuskanku untuk dimangsa kambing. Dan yang penting engkau tidak pergi meninggalkanku.”
Si harimau akhirnya setuju. Si beruang pun turun dan segera mengikatkan ekornya pada ekor harimau.
Semua percakapan harimau dan beruang didengar oleh induk dan anak kambing. Sebenarnya mereka sudah dari tadi ketakutan karena saat ini tengah berhadapan dua pemangsa yang ganas yaitu harimau dan beruang. Namun karena mereka menyadari jika beruang takut bertemu mereka, otak cerdik induk kambingpun muncul.
“Hai beruang bodoh, apakah kamu berpikir dengan bersama harimau kamu akan selamat. Justru aku akan segera mengoyak-oyak tubuh kalian berdua.” Teriak ibu kambing.
Teriakan Induk kambing sangat mengagetkan beruang. Saking takutnya dia segera berlari tunggang langgang menyeret harimau yang masih terikat padanya. Berkat kecerdikan nya, induk dan anak kambing selamat dari harimau dan beruang.
Pesan moral dari Dongeng Cerita Fabel Kambing, Beruang dan Harimau
Kecerdasan dan keberanian akan dapat mengalahkan kekuatan atau keperkasaan. Akal akan dapat mengalahkan otot. Oleh karena itu kita hendaklah tetap mengedepankan kecerdasan dan kecerdikan ketika dihadapkan situasi dan keadaan bagaimanapun juga. Termasuk kondisi yang berbahaya sekalipun.
sumber: http://dongengceritarakyat.com/cerita-fabel-kambing-beruang-dan-harimau/

Kamis, 15 Oktober 2015

Kreasi kardus bekas




Ini adalah contoh-contoh kreasi dari kardus yang bisa dipraktekin buat putra-putra tersayang. daripada kardus dibuang percuma mending dibuat untuk mainan ini. Anak-anak pasti senang.
































sumber:fb HOMPIMPA booksforkids

Aneka Pekerjaan Rumah Sesuai Usia Anak












Sumber:Little Bee Boutique

Rabu, 14 Oktober 2015

Berbagi Cerita, Berbicara dan Bernyanyi Setiap Hari Membantu Perkembangan Anak. Sudahkah Melakukannya Hari ini?

Waktu yang Anda habiskan untuk memeluk anak-anak Anda, melihat mereka terlibat dalam sebuah kisah yang diceritakan kepada mereka dari bibir Anda sendiri, adalah pengalaman yang tak ternilai. Di atas nilai sentimental, semakin banyak penelitian yang membuktikan bagaimana membaca memberikan banyak keuntungan dalam perkembangan anak-anak.


Mengapa Membaca Itu Penting Untuk Bayi dan Anak-Anak

Berbagi cerita, berbicara dan bernyanyi setiap hari membantu perkembangan anak Anda.Anda membantu anak Anda menjadi akrab dengan suara, kata-kata, bahasa dan nilai dari sebuah buku. Ini semua membangun keterampilan keaksaraan awal anak Anda, membantu dia untuk berhasil di kemudian hari.
Membaca cerita memicu imajinasi anak Anda, merangsang rasa ingin tahu dan membantu perkembangan otak. Ilustrasi menarik dan pola kata – seperti sajak – bisa mengajarkan anak Anda berbicara tentang apa yang dia lihat dan berpikir, dan membantunya memahami pola-pola bahasa.
Menjelajahi cerita juga membantu anak Anda belajar perbedaan antara ‘nyata’ dan dapat membantu mengembangkan ide mereka sendiri.
Membaca atau bercerita juga bisa cara yang aman untuk mengeksplorasi emosi yang kuat, yang dapat membantu anak Anda memahami perubahan, serta peristiwa baru atau menakutkan. Buku tentang pergi ke dokter gigi atau rumah sakit, mulai dari perawatan anak atau membuat teman baru akan membantu anak Anda belajar tentang dunia di sekelilingnya. Berbagi cerita dengan anak Anda tidak berarti Anda harus membaca
Membaca adalah salah satu cara termudah untuk meningkatkan kesiapan sekolah. Ketika Anda membaca untuk anak Anda, Anda sedang membangun kosakata, bahasa dan keaksaraan keterampilan mereka, sambil meningkatkan konsentrasi, rasa ingin tahu dan memori.
Sukses di Sekolah. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan banyak buku di rumah cenderung lebih sukses di sekolah.
Membaca bersama-sama membangun hubungan keluarga yang kuat. Dengan berpelukan bersama-sama dengan buku yang bagus, Anda mengajarkan anak Anda bahwa membaca adalah menyenangkan-bahkan untuk orang dewasa.
Buku adalah cara yang bagus untuk mengajar anak-anak bagaimana menangani pengalaman baru dan situasi tertekan. Cerita dapat membantu anak-anak memahami, berbicara tentang dan menangani segala sesuatu dari mulai sekolah baru sampai hilangnya hewan peliharaan.
Hanya dengan melihat buku dengan anak Anda, Anda bisa menjadi pendongeng yang hebat dan contoh yang baik untuk menggunakan bahasa dan buku. Anak Anda akan belajar dengan menonton Anda memegang sebuah buku dengan cara yang benar dan melihat bagaimana Anda bergerak melalui buku dengan lembut memutar halaman.
Membaca cerita dengan anak-anak memiliki manfaat untuk orang dewasa juga. Waktu khusus ini dapat memperkuat  ikatan dan membantu membangun hubungan Anda, meletakkan dasar untuk anak Anda secara sosial, komunikasi dan keterampilan interpersonal.

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Membaca Dan Bercerita

Pada saat tidur, waktu mandi, waktu buang air, di kereta, di bus, di dalam mobil, di taman, di kereta dorong bayi, di ayunan, ketika Anda berada di ruang tunggu… setiap saat adalah saat yang tepat untuk bercerita! Anda dapat membuat buku sebagai bagian dari rutinitas harian Anda – membawa mereka dengan Anda untuk berbagi dan menikmatinya dimana saja.
Mengetahui kapan harus berhenti bisa sama pentingnya dengan menemukan waktu untuk berbagi cerita di tempat pertama. Perhatikan reaksi anak Anda untuk cerita, dan berhenti jika dia tidak menikmatinya. Anda selalu dapat mencoba sebuah buku cerita di lain waktu.
Jika Anda tidak memiliki buku, atau tidak dapat bercerita, jangan khawatir. Ada banyak cara lain untuk membaca bersama anak Anda untuk dapat berbagi huruf, kata-kata dan gambar. Sebagai contoh, Anda dapat melihat:
• Kemasan barang yang ada di rumah atau di supermarket, terutama kemasan makanan
• Label pakaian – apa yang tertulis pada label t-shirt? Apa warnanya?
• Surat dan catatan – apa saja yang tertulis disana? Siapa yang mengirim mereka?
• Rambu-rambu atau poster di toko-toko, atau di bus dan kereta api – menunjuk rambu atau plang yang memiliki huruf sama dengan nama anak Anda
• Menu restoran- ini bisa menjadi hal yang menyenangkan bagi anak-anak untuk melihat dan mengetahui apa yang mereka ingin makan.
Tips Untuk Berbagi Buku Dengan Bayi Dan Anak Kecil
• Buatlah rutinitas dan cobalah membaca setidaknya satu buku setiap hari. Sebuah kursi membaca di mana Anda berdua nyaman dapat menjadi bagian dari rutinitas Anda membaca.
• Matikan TV atau radio, dan tentukan tempat yang tenang untuk membaca sehingga anak Anda dapat mendengar suara Anda.
• Pegang anak Anda dekat atau di lutut Anda saat Anda membaca, sehingga dia bisa melihat wajah Anda dan buku yang dibaca.
• Cobalah suara lucu dan suara  aneh- bermain dan bersenang-senanglah!
• Libatkan anak Anda dengan mendorong pembicaraan tentang gambar, dan dengan mengulang kata-kata yang akrab dan frase.
• Kunjungi perpustakaan setempat Anda – tempat gratis untuk bergabung dan meminjam.
• Biarkan anak Anda memilih buku ketika ia cukup tua untuk mulai bertanya.
• Bersiaplah untuk membaca buku-buku favorit lagi dan lagi!
• Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, mereka dapat berbagi buku dengan anak-anak Anda yang lebih muda, atau Anda dapat membaca semua bersama-sama. Bergiliran, mengajukan pertanyaan dan mendengarkan jawaban merupakan keterampilan penting yang akan membantu anak Anda ketika dia mulai belajar membaca.
sumber:http://sayangianak.com/berbagi-cerita-berbicara-dan-bernyanyi-setiap-hari-membantu-perkembangan-anak-sudahkah-melakukannya-hari-ini/

Orangtua Harus Berhenti Menyalahkan Hal Lain untuk Kesalahan Anak, Bahaya itu Bagi Perkembangan Pribadinya dalam Jangka Panjang

“Aduh, sakit nak? Kursi nakal!” kata seorang Ibu ketika melihat anaknya terantuk kursi, terjatuh, dan menangis.
Fragmen seperti ini sering sekali atau setidaknya pernah kita lihat di sekitar kita ketika anak-anak melakukan kesalahan atau sesuatu yang tidak kita harapkan. Tujuan orang tua menyalahkan benda atau orang lain mungkin baik, yaitu agar anak-anak terlihat ceria lagi. Namun tahukan kita, jika hal ini terus dilakukan, anak akan belajar melakukan hal yang sama dan menciptakan bahaya perkembangan pribadinya dalam jangka panjang?

Kenapa Menyalahkan Hal Lain Untuk Kesalahan Anak Itu Berbahaya?

Masalah utama dengan menyalahkan orang lain atau benda mati atas kesalahan atau situasi yangtidak mengenakan adalah bahwa hal itu tidak membantu anak belajar bertanggung jawab. Menyalahkan hal lain  atau membuat alasan juga mencegah orang tua melihat masalah secara obyektif. Ingatlah, setiap anak harus belajar untuk melakukan dengan cara yang dapat diterima secara sosial. Anak kita belajar bagaimana memecahkan masalah. Mereka harus belajar berinteraksi sosial serta belajar bagaimana cara mengubah keadaan dan memperbaikinya. Memang benar bahwa ada kasus di mana anak-anak memiliki waktu yang sulit belajar dari yang lain. Namun, mereka akan tumbuh dewasa dan akan bertanggung jawab atas segala hal yang ia pilih dan ia lakukan.
Jika orang tua terus menyalahkan orang atau benda lain setiap terjadi hal yang tidak menyenangkan, lama kelamaan, anak-anak akan mencontohnya setiap kali ia berbuat kesalahan.  Contohnya, ketika ia tidak mengerjakan peer, bisa saja ia berkata “Kucing saya memakan buku PR saya,” Pada akhirnya, anak-anak akan lebih memilih aman dengan melihat diri mereka sebagai korban.

Saya Sudah Terlanjur Melakukannya, Bagaimana Cara Memperbaikinya?

Jika Anda telah membuat alasan untuk perilaku anak Anda, Anda harus langsung dalam mengatasi masalah. Cobalah merespon ‘kesalahan’ dengan cara yang berbeda. Jangan fokus pada alasan, namun pada apa yang telah dilakukan.

Ingatlah bahwa anak kita merasa tidak nyaman atas apa yang terjadi

Karena itu, ciptakanlah rasa nyaman. Bagi anak balita atau yang lebih muda dan belum mengenal kalimat sederhana, fokuslah pada apa yang akan ia capai. Misalkan, ketika ia jatuh, fokuslah pada yang kita harapkan dengan berkata, “Hati-hati, sayang.” Atau ketika kita yang menggendong dan tidak sengaja membuatnya terantuk pintu, jagan segan mengucapkan maaf. Intinya, fokus pada apa yang terjadi, bukan alasannya.

Ajak bicara, jelaskan dan percakapan harus singkat dan tepat sasaran

Untuk anak yang sudah bisa mulai diajak mengobrol, seperti usia 4 tahun ke atas, kita bisa mengajaknya duduk. Pastikan kita meninggalkan pekerjaan dan fokus dengan  apa yang akan dibicarakan. Buatlah percakapan atau berikan respon yang sesuai usia dan tingkat perkembangan anak kita. Semakin muda anak, semakin sederhana percakapan tersebut. Dalam kasus apapun, percakapan harus singkat dan tepat sasaran. Jangan berputar-putar karena masa perhatian anak sangat sebentar. Selain itu, pastikan kita tidak sedang marah karena kita akan menekankan sesuatu.
Fokuslah Pada Tanggung Jawab, Bukan Alasan
Ketika anak-anak fokus pada alasan, atau melihat orang tua mencari alasan dengan menyalahkan benda atau orang lain, mereka akan mendapat pengalaman untuk membuat alasan dan tidak memenuhi tanggung jawab mereka. Ketika orang-orang sekitar anak – paman, bibi, kakek, nenek, tetangga –ingin menggeser fokus dari tanggung jawab menjadi alasan, segeralah geser kembali ke masalah yang sedang dihadapi: tanggung jawab anak.
Jadi, daripada mengatakan, “Kenapa air ini bisa tumpah,” cobalah berkata, “Airnya tumpah, ada yang bisa membantu membersihkan?” Ketika anak Anda mengatakan, “Airnya tumpah sendiri,” atau, “Bukan karena aku, kok.” Anda perlu untuk menanggapi dengan mengatakan, “Ibu tidak bilang itu salah siapa, tapi siapa yang bertanggung jawab. Bisa bantu ibu sekarang?” Dengan cara ini, Anda dapat mengalihkan fokus kembali ke tanggung jawab anak dan tidak akan terjebak dalam sebuah argumen tentang sifat alasan. Jika anak membuat alasan tentang perilaku, responlah, “Ibu tidak ingin berbicara tentang mengapa kamu menumpahkannya, kita sedang berbicara tentang mengapa tidak ada yang mau bertanggung jawab.”
Jika Anda berdebat tentang alasan, Anda hanya mendorong anak Anda untuk membuat alasan lain yang lebih besar dan lebih baik. Karena itu, jangan membantah, fokuslah hanya pada tanggung jawab.
sumber:http://sayangianak.com/orantua-harus-berhenti-menyalahkan-hal-lain-untuk-kesalahan-anak-bahaya-itu-bagi-perkembangan-oribadinya-dalam-jangka-panjang/
diriku sering melihat hal seperti itu bahkan orang tuakupun termasuk dalam pola asuh yang seperti ini. Jadi sekarang mengerti kalau shena jatuh tidak pernah menyalahkan lantai ataupun benda-benda yang tak bersalah laiinya dan mengatakan untuk lebih berhati-hati agar tidak terjatuh lagi. Belajar dan terus belajar ... shena selalu membuatku belajar bahwa tidak boleh mengajari anak yang salah karena berakibat ke masa depannya. jadi orangtua itu tidak mudah ternata. oohh ... my .... ooh my... 

"Me Time" itu perlu loh buat para bunda sekalian

Ibu rumah tangga terutama yang full mom benar benar menyita waktu . Perkerjaan dari awal bangun tidur sampai mau tidur lagi tidak ada habis-habisnya. Kadang pekerjaan ini membuat lupa pada diri sendiri. seperti diriku yang punya anak kecil.
Padahal Me Time itu penting loh.Seperti katakan  Anna Surti Ariani, psikolog dari Medicare Clinic di pesona.co.id,   “Me time adalah sarana untuk membebaskan diri dari rutinitas sehari-hari guna mendapatkan energi baru untuk menghadapi rutinitas itu lagi,”
Apa saja hal yang bisa terjadi jika Ibu tidak pernah diberi waktu “Me Time!” yakni waktu untuk dirinya sendiri?



1. Ibu tak punya me time bisa jadi sebenarnya ia tengah memendam depresi yang bisa meledak sewaktu-waktu



Seorang Ibu yang tidak diberikan kesempatan untuk me time, mungkin terlihat baik-baik saja di dalam, tapi bisa jadi sebenarnya ia tengah memendam depresi yang bisa meledak sewaktu-waktu.
Hal ini tidak akan terjadi jika ia memiliki kemampuan untuk menyalurkan keinginan-keinginannya, misalnya dengan menulis, membuat karya, dllsb. Akan tetapi untuk istri yang tidak memiliki kemampuan me time, besar kemungkinan ia akan mengalami stress.

2. Merasa menyesal menikah karena sepanjang pernikahan, ia merasa kehilangan dirinya sendiri, tidak mempunyai waktu pribadi

Ini benar terjadi, ada Ibu yang merasa menyesal menikah hanya karena ia merasa diperlakukan tidak adil oleh suami dan anaknya, ia merasa tidak puas dengan kehidupan pernikahannya meski sang suami memenuhi segala sesuatunya, dari mulai rumah, kendaraan, pakaian, dan segala macam perhiasan.
Ternyata penyebabnya sepele, karena sepanjang pernikahan, ia merasa kehilangan dirinya sendiri, tidak mempunyai waktu pribadi untuk melakukan apa yang ia senangi, tanpa embel-embel status sebagai istri ataupun ibu.

3. ibu melampiaskan kemarahannya pada anak-anak

seorang ibu yang depresi karena tidak memiliki waktu pribadi selama pernikahan akan melampiaskan kemarahannya pada anak-anak. Pikirannya bisa menuduh bahwa anak-anaklah yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan hidupnya.

4. Jangan heran kalau istri sering sekali menggerutu dan ngomel ke suami, ini karena ada suatu ketidakpuasan yang sedang dipendamnya

Ujung-ujungnya, ketidakpuasan istri bisa berakhir dengan pelampiasan marah-marah. Jangan heran kalau istri sering sekali menggerutu dan ngomel ke suami, ini karena ada suatu ketidakpuasan yang sedang dipendamnya. Oleh karena itu, untuk kesehatan rumah tangga, perlu pengertian suami untuk membebaskan istri dari tugas-tugas kerumahtanggaan dan pengasuhan anak minimal jika istri memintanya.
Untuk bisa me time, Ibu sebaiknya bisa bernegosiasi dengan suami.   Berikut ini cara ber’negosiasi’ dengan suami:

1. Bicara dari hati ke hati, Utarakan keinginan dan alasan Anda dengan jelas

Sampaikan juga jenis kegiatan dan berapa lama waktu yag diperlukan. Bicarakan juga dana yang akan Anda gunakan. Lalu yakinkan suami bahwa urusan rumah tangga akan berjalan normal selama Anda ‘menghilang’.
Jelaskan juga manfaat positif dari me time tidak hanya dirasakan oleh istri, tapi juga suami, dan anggota keluarga lain.  Misalnya ketika istri menghilang sejenak untuk menjalani me time, suami berkesempatan untuk lebih dekat dengan anak dan mengetahui keadaan rumah tangga. Sepulang me time, istri tentu lebih segar dan relaks. Sehingga hubungan dengan suami dan anak yang terkadang menguras emosi akan lebih ‘cair’.

2. Yakinkan suami bahwa semua urusan domestik akan berjalan normal selama Anda pergi

Jika suami tak setuju Anda meninggalkan urusan rumah tangga, berarti perlu negosiasi lebih lanjut. Yakinkan suami bahwa semua urusan domestik akan berjalan normal selama Anda pergi, mungkin dengan melimpahkan tugas rumah tangga pada orang lain, misalnya ibu, adik, atau anggota keluarga lain yang terpercaya.

3. Ajak suami menangani urusan domestik, Agar ketika ingin meliburkan diri, suami sudah terbiasa menangani masalah keluarga

Sedikit demi sedikit, libatkan suami dalam mengurus rumah dan mengasuh anak. Maka ketika Anda ingin meliburkan diri, suami akan lebih santai karena sudah terbiasa menangani masalah keluarga. Ada baiknya Anda membuat jadwal ‘me time’ agar suami bisa bersiap-siap.
Sumber:http://sayangianak.com/ini-dampak-jika-ibu-tak-punya-me-time-dan-hal-hal-dapat-ibu-lakukan-jika-ibu-tidak-pernah-diberi-waktu-me-time/
kalau sudah ada tanda - tanda "jiahh bahasanya" seperti mudah marah,lebih sensitif dan seperti yang di tulis di atas (ini bukan termasuk  tanda-tanda kehamilan loch hehhe) segera lah bicarakan dengan suami tercinta dan segera cuss seperti ke salon atau shopping time. (maunya seperti itu sie tapi apa lah daya hehehehe... ) jangan sampai karena kurangnya kita menyayangi diri kita sendiri. sehingga berakibat ke kehidupan rumah tangga kita yang serba tegang dan tiada tawa di dalamnya.weleh weleh .... 

Selasa, 13 Oktober 2015

Cerita Dongeng Kancil

Suatu hari di sebuah desa. Ada seekor Kancil yang sangat nakal. Kancil sangat di kenal dengan sebutan hewan yang sangat cerdik. Ia selalu mencuri buah para Petani. Karena terlalu sering mencuri buah, membuat Petani resah. Akhirnya, Para Petani mulai membuat perangkap untuk menjaga ladang. Kancil pun mulai kesulitan dan bingung. Karena ia takut tertangkap dan nyawanya melayang.
Suatu hari, Kancil sedang menahan lapar di bawah pohon, ia melihat Burung-burung sedang asik terbang kesana kemari dan membawa buah Ceri yang sanga segar. Melihat Burung-burung tersebut, Kancil merasa semakin lapar. Ia langsung berteriak memanggil salah satu Burung.

‘’ Hai, kawan, dari mana kau mendapatkan buah yang segar itu.’’ Ujarnya.
Burung pun berhenti dan bertengger di di atas pohon. Sang Burung pun memakan buah Ceri yang terlihat sangat enak.
‘’ Aku mendpatkan buah segar ini dari kebun di sebrang sungai. Petani disana sangat baik. Mereka tidak akan mengusirmu. Asal kau mengambil buah yang sudah jatuh ke tanah, dan tidak mengambil langsung dari pohon.’’ Jawab Burung.
Mendengar jawaban dari Burung. Kancil sangat senang, ia pun segera menuju kebun di sebrang sungai. Setibanya, ia di sungai. Ia dapat menyebrang dengan leluasa, karena sungai mengalir dengan kecil dan mempermudah perjalanannya hingga sampai kebun. Namun, karena Kancil sangat rakus. Ia langsung memakan semua buah Ceri, yang jatuh ke tanah dan yang masih menggantung di pohon.
Kancil berkali-kali datang ke kebun tersebut, hingga suatu ketika. Para Petani sebrang sungai mulai merasa resah dan terganggu. Mereka pun tidak sebaik hari pertama. Burung-burung yang berdatangan untuk mengambil buah yang jatuh ke tanah kini di usir. Para Petani sebrang pun menjaga kebunya dengan ketat. Namun, meskipun sudah di jaga. Tapi, Kancil tetap melakukan aksinya dengan leluasa. Kancil selalu mencari kesempatan di saat Para Petani lengah.
Kancil, hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib Para Petani. Akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke sebrang kebun. Namun, ketika Kancil akan menyebrang sungai. Ternyata sungai tengah meluap karena hujan yang tidak henti-hentinya. Ia pun mulai kebingungan, karena ia tidak bisa berenang.
Karena Kancil di kenal sebagai hewan yang sangat licik. Ia pun langsung mencari akal untuk bisa menyebrang. Akhirnya, ia pun teringat temannya Sapi. Sapi adalah hewan yang pandai berenang. Kancil pun segera mencari Sapi. Akhirnya, Kancil pun menemui si Sapid an merayunya.
‘’ Hai, Sapi sahabatku. Lama kita tidak bertemu. Tapi, kenapa dengan badanmu? Terlihat sangat kurus.’’ Tanya si Kancil.
‘’ Ah, kau bisa saja Cil. Perasaan tubuhku tetap begini. Kau sepertinya sekarang terlihat lebih gemuk dari biasanya.’’ Jawab Sapi.
‘’ Haha, bagaimana aku tidak gemuk? Setiap hari makan-makanan enak. Aku selalu menghabiskan semua buah yang ada di kebun Pak Tani.’’ Kata Kancil berbohong.
‘’ Benarkah Cil? Kau sangat beruntung. Pantas sekarang kau terlihat gemuk.’’ Kata Sapi tanpa curiga.
‘’ Tapi, makanan di sana terlalu banyak. Aku sudah tidak sanggup menghabiskan makanan sendiri. Bagaimana jika kau ikut bersamaku? Karena kau temanku, aku akan mengajakmu untuk dapat merasakan makanan yang enak.’’ Kancil mulai menipu Sapi.
‘’ Kau sangat baik hati Cil. Ayo kita ke sana sekarang’’. Jawab Sapi sangat gembira.
‘’ Bagaimana caranya kita melewati sungai yang sedang meluap? Aku tidak bisa berenang.’’ Kata Kancil lagi.
‘’ Kau tenang saja Cil. Aku dapat berenang dan kau bisa naik ke atas punggungku.’’ Jawab si Sapi.
Kancil merasa senang karena tipuannya berhasil. Kancil dan Sapi segera menuju kebun di seberang sunga. Kancil pun langsung naik ke atas punggung Sapi.
Setibanya di kebun. Kancil pun langsung makan dengan lahap. Begitu juga Sapi, karena ia merasa semua makanan adalah milik Kancil. Sapi pun memakan semua buah di kebun dengan sangat lahap seperti Kancil. Tanpa mereka sadari. Ternyata, Para Petani sedang memperhatikan mereka. Dan bersembunyi untuk mencari tahu siapa yang sudah mencuri buah-buahan di kebun mereka selama ini.
Para Petani melihat Kancil dan Sapi mulai kekenyangan, mereka pun langsung menyergap keduanya. Kancil langsung sadar adanya bahaya yang datang. Ia segera berlari menyelamatkan diri dan meninggalkan Sapi yang sedang kebingungan. Sapi tidak tahu apa yang terjadi.
Sapi pun mulai sadar adanya bahaya. Ia pun langsung berlari menyelamatkan diri. Para Petani mengejar dan melempari mereka dengan batu. Tubuh Sapi pun terluka. Sedangkan Kancil sudah tidak terlihat. Sapi pun sadar bahwa ia sedang di tipu Kancil. Ia pun merasa sangat marah dan kesal.
Sapi yang terus berlari dan sampai di tepi sungai. Ia pun langsung masuk kedalam sungai untuk menyebrang. Namun, tiba-tiba Kancil datang.
‘’ Kerbau tunggu aku! Aku tidak bisa berenang.’’ Teriak Kancil.
Melihat kedatangan Kancil, Sapi pun masih sakit hati karena di tipu.
‘’ JIka kau ingin ikut menyebrang, cepatlah naik ke atas punggungku.’’ Jawab Sapi dengan ketus.
Mendengar jawaban Sapi. Kancil segera melmpat. Namun, lompatannya tidak sampai di atas punggung Sapi. Karena perutnya kenyang, ia tidak dapat meloncat dengan baik. Kancil tercebur kedalam sungai. Sapi sama sekali tidak mempedulikan Kancil dan terus melanjutkan perjalanan.
Pesan moral dari Kumpulan Fabel Cerita Dongeng Kancil adalah gunakan kecerdikan dan kelebihanmu untuk membantu orang lain, bukan untuk menipunya. Sepandai-pandainya kamu melakukan sesuatu pasti suatu saat akan datang masa kegagalan.
sumber: http://dongengceritarakyat.com/kumpulan-fabel-cerita-dongeng-kancil/