Alkisah hiduplah seekor induk kambing pada zaman dahulu kala. Si Induk Kambing mempunyai seekor anak. Keduanya menjadi hewan peliharaan Raja Sudrajat.
Pada suatu hari raja Sudrajat berniat menikahkan putranya dengan putri dari negeri seberang. Karena terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, Raja Sudrajat lantas mengundang sanak saudara dan para kerabat untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Pada saat pertemuan dengan sanak saudara serta para kerabat, Raja Sudrajat mengutarakan niatnya akan menyembelih dua kambing peliharaanya untuk pesta pernikahan anaknya.
Anak kambing yang tengah berada dihalaman istana raja mendengar rencana sang raja untuk menyembelih dirinya dan induknya. Si anak kambing lantas membangunkan induknya yang tengah tidur. Katanya, “ ibu, aku mendengar rencana raja Sudrajat akan menyembelih kita pada pesta pernikahan putra sribaginda. Aku sangat takut bu. Apa yang harus kita lakukan.”
Induk kambing lalu mengajak anaknya melarikan diri.” Ayo kita pergi dari sini sekarang juga.”
Induk kambing dan anaknya pergi keluar istana dengan mengendap-endap. Kegelapan malam membantu pelarian mereka hingga sampai ke tepi hutan. Walaupun sesungguhnya mereka takut memasuki hutan, namun mereka tetap membulatkan tekadnya untuk bisa bersembunyi dari para pengawal istana.” Lebih baik kita bersembunyi di hutan daripada kita disembelih.” Kata induk kambing.
Induk kambing dan anaknya terus berjalan memasuki lebatnya hutan belantara. Keduanya berjalan tidak tentu arah karena yang paling penting untuk mereka adalah dapat menghindar sejauh mungkin dari kejaran Raja Sudrajat dan para pembantunya. Mereka terus berjalan hingga fajarpun muncul. Karena lelah mereka beristirahat terlebih dahulu.
“Ibu aku sangat lapar,” Ujar si Anak kambing.
Mereka mendapati ditempat mereka berisitirahat banyak sekali ditumbuhi rumput segar. Keduanya kemudian menyantap rumput itu dengan sangat lahap. Pada saat itulah mereka mendengar suara auman yang menggelegar.
Tubuh si induk kambing dan anaknya seketika gemetar. Mereka tahu itu adalah suara harimau si raja hutan. Mereka sangat ketakutan. Mereka merasa sia-sialah pelarian mereka ke hutan, karena mereka tahu harimau sangat suka sekali memangsa kawanan mereka.
Induk kambing dan anaknya segera bersembunyi dibalik pohon besar. Namun malang harimau si raja hutan tahu tempat persembunyian mereka. “Hei kambing sedang apa kalian.” Teriak si harimau.
Begitu takutnya induk kambing, hingga dia menjawab terbata-bata.” Kami sedang makan bawang.”
Pada saat yang sama tidak jauh dari tempat persembunyian si kambing lewatlah seekor beruang besar. Si beruang mendengar ucapan induk kambing, dan karena ucapan induk kambing terbata-bata, si beruang menyangka jika si induk kambing sedang memakan beruang. Si beruang yang selama hidupnya belum pernah melihat kambing, menjadi ketakutan. Dia segera memanjat pohon untuk menghindar menjadi mangsa si kambing.
Si harimau terheran-heran melihat si beruang memanjat pohon dengan tergesa-gesa,” Apa yang sedang kau lakukan wahai beruang sahabatku?”
“Ada kambing yang sedang memangsa beruang.” Jawab si beruang masih dengan ketakutan.
Harimau tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan si beruang.” Apa katamu? Ada kambing yang sedang memangsa beruang?”
“Ya.” Jawab si beruang
“Engkau salah mendengar wahai beruang. Kambing tidak makan beruang, tetapi dia sedang memakan bawang.”
Si beruang tidak begitu saja percaya dengan ucapan si harimau. Dia bahkan menyangka si harimau hendak menjerumuskannya sehingga dia bisa dimangsa oleh kambing. Dia berpikir harimau sedang berbohong padanya.
“Aku tidak berbohong turunlah.” Jawab si harimau.” Kambing tidak makan beruang, tetapi dia sedang memakan bawang.” Ucap si harimau mencoba kembali meyakinkan si beruang.
Si beruang tetap saja ketakutan.” Harimau, aku mau turun asalkan engkau bersedia mengawalku. Bahkan aku bersedia berkenalan dengan si kambing jika engkau bersedia mengawalku.”
“ Pengawalan macam apa yang engkau kehendaki wahai beruang?” tanya si harimau.
“Aku ingin ekor kita diikat satu sama lain. Dengan cara itu maka engkau telah menunjukan niat baikmu tidak menjerumuskanku untuk dimangsa kambing. Dan yang penting engkau tidak pergi meninggalkanku.”
Si harimau akhirnya setuju. Si beruang pun turun dan segera mengikatkan ekornya pada ekor harimau.
Semua percakapan harimau dan beruang didengar oleh induk dan anak kambing. Sebenarnya mereka sudah dari tadi ketakutan karena saat ini tengah berhadapan dua pemangsa yang ganas yaitu harimau dan beruang. Namun karena mereka menyadari jika beruang takut bertemu mereka, otak cerdik induk kambingpun muncul.
“Hai beruang bodoh, apakah kamu berpikir dengan bersama harimau kamu akan selamat. Justru aku akan segera mengoyak-oyak tubuh kalian berdua.” Teriak ibu kambing.
Teriakan Induk kambing sangat mengagetkan beruang. Saking takutnya dia segera berlari tunggang langgang menyeret harimau yang masih terikat padanya. Berkat kecerdikan nya, induk dan anak kambing selamat dari harimau dan beruang.
sumber: http://dongengceritarakyat.com/cerita-fabel-kambing-beruang-dan-harimau/Pesan moral dari Dongeng Cerita Fabel Kambing, Beruang dan HarimauKecerdasan dan keberanian akan dapat mengalahkan kekuatan atau keperkasaan. Akal akan dapat mengalahkan otot. Oleh karena itu kita hendaklah tetap mengedepankan kecerdasan dan kecerdikan ketika dihadapkan situasi dan keadaan bagaimanapun juga. Termasuk kondisi yang berbahaya sekalipun.